Pulau Bali memiliki lokasi wisata baik darat dan laut yang sangat indah. Pantai-pantainya berpasir indah membentang di setiap penjuru pulau.
Di samping itu, Bali juga memiliki daerah laut dengan gugusan batu karang sangat indah yaitu kawasan Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Lembongan. Bagi para mania mancing dan penyelam, lokasi itu tepat untuk melampiaskan hobinya. Berikut simak perjalanan MM ke kawasan laut Nusa Penida.
Semenjak kapal meninggalkan pelabuhan Benoa Barat, angan MM terus membayangkan betapa indahnya Nusa Penida itu. Menurut buku panduan wisata ke Bali kawasan Nusa Penida tergolong salah satu lokasi tujuan wisata bahari. Di lokasi banyak turis manca negara yang menikmati pemandangan laut maupun pemandangan bawah laut. Konon gugusan karang di Nusa Penida sangat bagus dan dihuni banyak species ikan yang besar-besar.
Cerita keindahan Nusa Penida yang diluncurkan oleh pemandu wisata dan informasi dari buku panduan wisata membuat MM semakin penasaran untuk berkelana di sana. Impian ini baru terwujud ketika MMdari Pulau Dewata yaitu Adhek Amerta dan Della mengajak MM untuk menikmati gugusan Nusa Penida.
Bagi MM, ajakan Adhek Amerta mancing di kawasan itu merupakan hadiah besar. Sebab Adhek Amerta adalah seorang pemancing professional di kawaan itu. Kehandalan memancingnya ternyata kesohor sampai ke negeri Jepang.
Para mania negeri matahari terbit itu kalau ke Indonesia langsung menuju ke Bali dan mancing bersama Adhek Amerta di kawasan Nusa Penida. Jadi sangatlah beruntung sekali MM bisa berkenalan langsung dengan, Adhek Amerta “Sang Maestro mancing” di tanah Bali.
Nusa Ceningan Dikala kapal yang kami naiki meninggalkan dermaga Benoa, Adhek Amerta mengarahkan kapal ke Pulau Ceningan dan Lembongan. Nusa Ceningan adalah sebuah pulau seluas 306 ha di sebelah Tenggara Bali. Saat itu kami tidak turun ke pulau itu dan hanya menikmati keindahan pulau itu dari sisi luar. Dari areal kawasan laut Nusa Ceningan kami menghampiri gugusan karang yang tergempur oleh ombak. Konon lokasi itu banyak ikan kuwe dan species ikan besar lainnya. Menurut Adhek Amerta, ia sering mendapat ikan kuwe gerong (giant trevally) di lokasi itu. Sementara itu kapal yang kami tumpangi terus menelusuri pulau itu dari sisi luar. Kami menyaksikan beberapa mania yang sedang mancing di pinggir pulau atau di karang-karang terjal Nusa Penida. Para mania yang mancing di pinggir Nusa Ceningan dan melewati para mania yang mincing di daratan Nusa Ceningan beberapa kali mereka melambaikan tangan menyapa kami. Mendapat lambaian tangan dari para mania mancing, kami yang di atas kapal pun membalas lambaian tangan mereka.
Nusa Penida Usai dari Nusa Ceningan kapal berjalan pelan menuju ke Nusa Penida. Waktu itu MM sempat terpesona dan terkagum-kagum ketika memasuki kawasan laut Nusa Penida. Pasalnya lautan di sana penudh dengan ikan-ikan kecil bergerombol dan berlompatan di atas permukaan. Sementara itu beberapa burung terbang mengincar ikan-ikan kecil itu. Tidak jauh dari laut terdapat gugusan karang-karang yang berbaris membentuk pulau-pulau kecil. Wow indah sekali pemandangan alam di sini. Sepertinya Adhek Amerta sengaja membawa MM untuk menikmati gugusan karang di Kawasan Nusa Penida. Ia membawa kami mendekati sebuah batu lubang yang sangat besar. Sungguh luar biasa gugusan karang itu membuat kami sptsangat besar. Sungguh luar biasa gugusan karang itu membuat kami seperti enggan meninggalkan lokasi itu. Untungnya Adhek Amerta seperti tahu keinginan MM dan mulai mengeluarkan jorang untuk mincing popping di sana. Umpan popper yang terbuat dari kayu dilempar mendekati bau berlubang itu. Sembari kasting kami terus memandangi keindahan alam. Setelah puas mancing di dekat batu berlubang kami pindah ke kawasan karang yang lain. Sembari berjalan mengamati bukit-bukit terjal Nusa Penida dari sisi luar. Pulau Nusa dari luar terlihat tandus itu memiliki luas wilayah 202,8 km2. Meski pulau itu gundul dan tandus, pemandangan sisi luar pulau sangat indah dengan dinding pulau yang terjal. Sementara dari tengah laut kita juga bisa menikmati sebuah pura di pinggir pulau.
Sembari menyusuri pulau Nusa Penida dan menikmati dinding terjal pulau, kapal mengarah ke salah satu karang besar di tengah laut. Menurut Adhek Amerta, batu karang besar tersebut sering dinamai batu Abah. Selain itu orang di sana ada yang menyebutnya dengan nama batu Sepatu lantaran bentuknya mirip sepatu. Kami pun mulai mendekati batu itu. Di sekitar batu Abah itu kami sempat memancing ikan. Dari batu Abah itu bukan saja ikan yang bisa kami dapat, namun kami juga menikmati indahnya gugusan batu Abah. Di atas batu Abah kami melihat banyak sekali species burung. Perasaan kami pada waktu itu benar seperti dalam peliputan sebuah chanel TV Discovery. Pemandangan terakhir yang kami nikmati di pulau Nusa Penida adalah gugusan pulau karang kelelawar. Sebuah batu menyerupai pulau kecil di tengah laut yang dihuni oleh ribuan kelelawar. Semua pohon di atas gugusan pulau karang itu hamper di setiap rantingnya terdapat kelelawar berukuran sangat besar. Di samping itu juga terdapat beberapa sarang burung elang.
Satu hari penuh kami menelusuri kawasan Nusa Penida, Pulau Ceningan dan Pulau Lembongan sepertinya tidak ada kata puas. Bahkan kenangan keindahan kawasan itu barangkali akan terus terbayang bahkan sulit terhapus. Andai suatu saat kami nanti jika kami liburan ke Bali tanpa menikmati kawasan Nusa Penida, ibarat sayur tanpa garam. Mr. k.