Mengapa GT?

  Ngurah   04 December, 2005

GT salah satu ikan petarung yang bandel, Species ini gemar bersembunyi ke balik karang untuk memutuskan tali pancing. Seperti predator lainnya, GT sangat powerfull , memiliki stamina luar biasa untuk bertarung dalam jangka waktu yang lama, dan mampu berenang sangat cepat untuk waktu yang lama, dan mampu berenang sangat cepat untuk melepaskan diri dari pancing.

Berburu GT yang penuh dengan petualangan seru merupakan salah satu kegiatan mancing yang belakangan ini sangat populer. Sekali seorang merasakan adrenalin teraduk-aduk dan jantungnya berdegup kencang melihat dahsyatnya serbuan GT memburu popper di permukaan, nicaya ia akan selalu ketagihan untuk bertarung satu lawan satu, tanpa peduli energinya selalu terkuras pada setiap pertarungan dengan ikan mengagumkan ini.

Caranx ignobilis (F�rskal 1775) atau Giant Trevally alias kuwe gerong atau bobara merupakan species ikan penghuni laut dangkal yang bisa ditemukan sepanjang tahun. Itu sebabnya, anda tidak harus ke tengah laut untuk mencari GT., tapi cukup di sekitar perairan dangkal di wilayah-wilayah yang terlindung dari kegiatan manusia, di mana terdapat banyak karang dan arusnya cukup deras. Di laut dangkal sedalam lima meter atau di kedalaman sampai 100 meter kita memang bisa menemukan ikan monster yang menurut Peter Goadby bobotnya bisa mencapai 80 kg ini.

Terdapat banyak lokasi mancing di Indonesia yang populer di kalangan pemburu GT kelas dunia, di antaranya Nusa Penida Bali, Lombok, Kepulauan Komodo, Alor dan Rote di NTT, dan disekitar gugusan atol Takabakang di Sulawesi Selatan. Tentu masih banyak tempat lainnya di Indonesia yang menjadi habitat mahluk Tuhan nan mempesona ini, namun belum tergali sebagai ladang perburuan GT, baik di inshore maupun offshore.

Pemancing modern memakai teknik casting dengan umpan popper berbahan kayu, alumunium, dan polybalsa untuk berburu GT. Teknik mancing dengan umpan popper yang dikenal juga sebagai teknik popping ini berasal dari Austalia, namun justru berkembang sangat pesat di Jepang.

Di Indonesia, teknik popping mulai dikembangkan oleh Adhek Amerta dari Bali sejak 10 tahun lalu. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah peminatnya bertambah dengan cepat sehingga kini popper pun sudah mudah ditemukan di toko-toko pancing di tanah air. (HM Ismeth)